Ponorogo-Turunnya harga telur dipasaran dikeluhkan hampir semua peternak di Ponorogo. Pasalnya, saat ini harganya menurun drastis menjadi Rp 15.000 per kilogram. Padahal untuk harga idealnya, bisa lebih dari Rp 20.000.
“Hari ini harganya Rp 15.000 per kilogramnya, ditingkat peternak,” kata Kusmono, salah satu peternak di Kelurahan Tonatan, Ponorogo.
Keadaan tersebut diperparah dengan harga pakan yang melonjak tinggi. Jagung yang sebelumnya seharga Rp 4.000, saat ini naik menjadi Rp 6.000 per kilogramnya. Untuk bekatul juga mengalami kenaikan yang sama, jika biasanya Rp 3.000, kini menjadi Rp 4.900.
“Karena harga bahan pakan seperti jagung dan bekatul yang naik tinggi, sehingga kita ibaratnya nombok, karena tidak sesuai dengan hasil penjualan telur ,” katanya.
Mono sapaan akrab menyebut bahkan keadaan seperti ini sudah terjadi sejak 2 bulan yang lalu. Kalau kondisi seperti terus menerus terjadi, para peternak pasti akan gulung tikar.
“Kalau saya saat ini masih bertahan, pakan ternaik dicarikan dari menggadaikan BPKB. Sambil berharap harga akan kembali ideal dan stabil,” katanya.
Mono bercerita bahkan ada teman peternak lain yang terpaksa mengobral ayamnya, padahal ayam tersebut masih produktif. Hal itu dilakukan untuk menutup kerugian yang dialami saat ini.
“banyak yang terpaksa menjual ayam-ayamnya, namun ada yang bertahan, dan berharap harga kembali normal,” pungkasnya.(red).