Ponorogo – Banyak orang tua yang tidak tahu jika buah hatinya terserang roseola infantum, atau penyakit yang disebabkan oleh virus dan sering dialami oleh bayi ataupun balita. Penyakit infeksi virus ini bisa terjadi pada siapapun, namun umumnya terjadi pada bayi berusia 6 bulan dan anak berumur 3 tahun.
“Setiap anak mengalami ini, setidaknya sekali seumur hidup,” tulis dilaman Cincinati Children’s Minggu 17 Oktober 2021.
Rosella pada bayi disebabkan oleh virus (human herpes virus 6, atau HHHV-6). Bayi bisa terinfeksi virus ini dari kontak orang-orang terdekat mereka yang tidak menunjukkan gejala apapun.
Ketika mengalami roseola, bayi bisa mengalami demam hingga 39,5 derajat Celcius dan bertahan selama tiga sampai lima hari.
Selain demam, terdapat gejala lain yang ditunjukkan oleh bayi jika mereka terkena roseola.
“Gejalanya pun mirip dengan flu pada umumnya, di antarnya, pilek, sehingga ada lendir yang keluar dari hidungnya. Bayi akan mengalami batuk ringan, sakit tenggorokan. Kemudian terjadi pembengakakan di leher atau kelenjar getah bening, sakit perut atau diare, kejang yang disebabkan oleh suhu tubuh yang meningkat,” jelasnya.
Lebih lanjut, diterangkan bahwa biasanya terjadi kejang, namun umumnya tidak berbahaya, orang tua tetap perlu menghubungi dokter atau perawatan darurat jika terjadi kejang pada anak.
Roseola tidak akan menular saat suhu tubuh bayi sudah normal selama 24 jam (35,4 – 37,5 derajat Celcius), dilansir dari Cleveland Clinic.
Bagaimana mengobati bayi yang mengalami penyakit infeksi ini, Gejala roseola biasanya akan hilang sendiri sekitar satu minggu. Orang tua juga perlu membiarkan bayi mereka istirahat.
Pemberian parasetamol juga dapat menurunkan demam yang dialami bayi karena roseola.
“Ruam yang timbul di tubuh bayi setelah demamnya reda, tidak memerlukan pengobatan khusus karena tidak menybabkan rasa sakit atau gatal,” tambahnya.
Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah roseola terjadi pada anak-anak.
Namun, penyakit infeksi virus ini bisa dicegah dengan selalu menjaga kebersihan, seperti tidak melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, ditutup ketika batuk atau bersin, dan sering mencuci tangan.(red)*