PONOROGO, indostory.id – Polarisasi tahun 2019 lalu, dimungkinkan akan terjadi di tahun 2024. Akibatnya bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Hal tersebut menjadi kekawatiran sejumlah tokoh. Salah satunya yakni Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. 

“Okelah, berbeda pilihan politik. Berbeda tokoh yang tampil dalam kontestasi, namun satu hal yang harus kita sepakati, jangan sampai itu membuat terpecah belah,” ungkap Haedar Nashir.

Lanjutnya, Adanya dinamika dalam masyarakat yang besar seperti di Indonesia merupakan hal yang wajar. Namun, tidak boleh melakukan hingga pembelahan politik. Mari kepada warga Muhammadiyah untuk mengawal dan memastikan pemilu dilaksanakan pada tahun 2024, tidak ada pergeseran lagi.

“Buktikan bahwa kita harus patuh pada konstitusi. Jangan mau jika dipecah belah, tetap menjaga kerukunan antar umat,” terangnya. 

Dalam kesempatan itu, Haedar juga menekankan jangan sampai agama dipandang sebagai sumber masalah atau radikalisme. Padahal radikal itu juga bisa datang dari mana saja.

 “Jangan sampai berpikiran sempit ke sebuah persoalan, tetapi lebih dari itu. Bangsa bisa kuat jika pemimpinnya mempunyai jiwa kenegarawanan. Dimana kepentingan negara diatas kepentingan diri, kelompok, dan golongan,” pungkasnya.(*)

Komentar