Madiun – Ratusan petugas gabungan TNI, Polri, BPBD dan Tagana Kota Madiun melakukan pelatihan kebencanaan. Tujuannya untuk mengantisipasi bencana di wilayah Madiun.

Antisipasi ini gunanya untuk menekan dampak dari bencana yang ditimbulkan. Sekaligus agar para peserta lebih cepat, tanggap dalam menangani warga yang terdampak.

“Ini mendekati pergantian musim. Ada banyak potensi kebencanaan. Petugas ini nanti akan keliling cek daerah rawan. Apakah daerah banjir, pohon-pohon besar dan lainnya,” tutur Walikota Maidi di Embung Pilangbango, Selasa 12 Oktober 2021.

Maidi menambahkan para petugas selain mempersiapkan soal potensi rawan kebencanaan. Namun juga harus mengecek titik rawan bencana, seperti banjir dan angin kencang.

“Kalau kemudian menemukan pohon yang keropos, ya segera dipangkas. Lebih baik dipangkas saat ini daripada nanti roboh dan menimbulkan korban jiwa,” imbuhnya.

Maidi menyebut beberapa titik rawan banjir di Kota Madiun, seperti di Kelurahan Tawangrejo, Kelun dan Rejomulyo. Pun juga area aliran sungai Piring. Pihaknya pun sudah melakukan pengerukan sedimen dan peninggian tanggul.

‘’Kalau debitnya masih sama, tidak akan banjir. Karena sudah kita keruk sedimennya juga kita tinggikan. Tetapi yang perlu diwaspadai kalau musim hujan nanti debitnya lebih tinggi,’’ ujarnya.

Tak lupa Maidi pun berpesan kepada warga Madiun agar tak membuang sampah ke sungai. Sebab, untuk menjaga aliran sungai supaya lancar.

“Sebaik apapun sungainya, kalau banyak sampah ya pasti akan mampet juga. Makanya, masyarakat juga harus saling menjaga agar tidak ada yang buang sampah ke sungai,” katanya.

Maidi menyebut aman dan nyaman tidak hanya sebagai slogan semata. Tetapi benar-benar diwujudkan dengan berbagai tindakan. Salah satunya, antisipasi kebencanaan.

“Harapannya, dampak bencana bisa diminimalkan jika benar-benar terjadi,”pungkasnya.(red)*

Komentar