Ponorogo – Anak muda hari ini menaruh pesimisme terhadap politik dan penegakan hukum di Indonesia, meski dihal lain seperti pendidikan dan ekonomi cukup memandang rasa optimisme yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari hasil Survei Indeks Optimisme Generasi Muda Indonesia 2021 yang diluncurkan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI pada 13 Agustus 2021lalu.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, dalam keterangan pers mengatakan, “Indeks optimisme ini kami bagi menjadi beberapa sektor dengan urutan tertinggi pendidikan dan kebudayaan (83,9%), kebutuhan dasar (75,1%), ekonomi dan kesehatan (64,5%), kehidupan sosial (50,5%), serta politik dan hukum mendapatkan rasa optimisme terendah dengan 28,1%.” jelasnya.

Berbagai alasan, anak milenial pesimis terhadap politik dan hukum, diantaranya kurangnya keyakinan generasi muda bahwa praktik KKN akan menurun di masa mendatang. “Hanya 30,8% responden saja yang menjawab optimis praktik KKN akan semakin rendah di masa mendatang,” imbuhnya.

Lanjutnya, ia menambahkan, di sisi lain, rasa optimisme generasi muda di sektor pendidikan dan kebudayaan sangat tinggi. Hal ini disebabkan adanya keyakinan mendapatkan akses pendidikan berkualitas di masa mendatang.

“Mudahnya akses terhadap pendidikan di setiap daerah dalam dekade terakhir menjadi salah satu alasan mengapa generasi muda merasa optimis,” terangnya.

Secara keseluruhan, bahwa 64% generasi muda merasa optimis dengan Indonesia. Hal ini merupakan sesuatu yang dapat kita terima dengan baik mengingat kita semua sedang mengalami kesulitan dengan adanya pandemi yang tak kunjung usai.

“Hasil ini dapat menjadi sebuah oase bagi kita semua di tengah berita-berita tak mengenakan yang biasa kita terima belakangan ini.” ujarnya.

Sementara itu Devi salah satu siswa kelas 10 SMA Di Ponorogo menyebut bahwa para pejabat dan politisi kurang menunjukkan panutan bagi generasi muda, terlebih mereka yang terjerat kasus korupsi.

“Maksud saya tidak semua, ada beberapa yang cenderung turun kalau ada maunya saja. Mereka cuma membuat pencitraan dimedia sosial, tanpa mau peduli dengan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, terlebih disaat pandemi saat ini,” ungkapnya.(red)*

Komentar